Mewujudkan Papua Barat Yang Sehat. #SalamSehat

Tulisan ini telah penulis siapkan beberapa waktu yang lalu. Namun, tanggal berapa di bulan Desember 2020 tulisan ini akan di-posting belumlah jelas terbayang ketika tulisan ini dibuat. Yang pasti tulisan ini akan di-posting ketika jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Papua Barat sudah mencapai atau melampaui angka 5.000. Dan, jika hari ini, tanggal 24 November 2020 tulisan ini di-posting, itu artinya sehari sebelumnya sudah tercatat minimal 5.000 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Papua Barat.

Benar! Semalam Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat melaporkan data bahwa sebanyak 5.000 kasus telah terkonfirmasi Covid-19 (klik Satgas Covid-19 Baru, Tantangan Juga Baru!). Ini berarti prediksi penulis dalam tulisan sebelumnya meleset (klik Naik 100% Dalam Hitungan Hari: Code Blue!). Penulis yakin semua orang akan merasa sedih dengan melesetnya prediksi penulis, karena prediksi penulis tercapai lebih cepat. Itu artinya, selama hampir sembilan bulan ini ada sedikitnya 5.000 orang mengalami penderitaan secara fisik. Kalaupun tidak bergejala, setidaknya mereka mengalami penderitaan secara psikis (klik Cabin Fever?! Wabah Apa Lagi Ini?, Lawan Stigma Dengan Kasih).

Angka 5.000 ini adalah angka yang dihasilkan akibat jerih lelah perjuangan para tenaga kesehatan, berbagai pihak dan masyarakat dalam upaya bersama mencegah penularan Covid-19. Bisa saja, jika semua itu tidak dilakukan di bulan November 2020 ini angkanya mencapai 10.000. Sebaliknya, jika saja berbagai pihak lebih taat dan ketat menjalankan protokol kesehatan dan/atau isolasi mandiri, maka angka 5.000 belum perlu muncul (klik Ngobrol Membawa Petaka, Kembali Bekerja?).

Blog ini, melalui banyak tulisannya sejak awal 2020 hingga menjelang akhir tahun 2020 ini telah mengabadikan berbagai aspek dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Papua Barat. Upaya-upaya ini terekam sebagai jejak digital (klik Tinggalkan Jejak Digital!). Jika, tulisan-tulisan dalam blog ini ditemukan 100 tahun lagi, biarlah tulisan-tulisan ini memberikan pembelajaran bagi umat manusia di kala itu, sebagaimana umat manusia yang hidup di tahun 2020 ini belajar dari pandemi Spanish flu akibat virus H1N1 yang mewabah di tahun 1918-1920 yang mematikan 50 juta orang di seluruh dunia.

Tahun 2021 yang sesaat lagi akan dimasuki, hendaknya memberikan harapan baru bagi umat manusia.

-DoVic 241120-