Awas Hoax Kesehatan Merajalela
Ida Bagus Windusara / Friday, 20 Mar 2020 / 18:21 WIT / 2.426 Read
Saya yakin di antara pembaca pernah menerima informasi seperti di atas melalui media sosial minggu lalu. Untuk sesaat kita menganggap informasi itu tidak terkesan ada yang salah. Tetapi tidak lama berselang kita mendapatkan penjelasan dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan bahwa informasi tentang 6 kota zona kuning corona tidak pernah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Itu adalah hoax. Buku Panduan Melawan Hasutan Kebencian mengartikan hoax sebagai informasi yang direkayasa, baik dengan cara memutarbalikkan fakta ataupun mengaburkan informasi, sehingga pesan yang benar tidak dapat diterima seseorang (klik Hoax: Puskesmas Ajangale (Kab. Bone) Kaji Banding ke Papua Barat, Bukan Hoax: Bertugas di Daerah Risiko Multi Bencana). Menurut Wikipedia, kata hoax mulai digunakan sekitar tahun 1808, dipercaya datang dari kata hocus yang berarti untuk mengelabui. Kata-kata hocus sendiri merupakan penyingkatan dari hocus pocus, semacam mantera yang kerap digunakan dalam pertunjukan sulap.
Di Indonesia, ternyata hoax yang terkait kesehatan menduduki peringkat ke-empat pada tahun 2019, setelah hoax yang bertopik sosial politik, SARA dan pemerintahan. Dalam situasi dunia sedang dicekam dengan wabah Covid-19 dan Indonesia sedang berusaha keras melakukan upaya cegah tangkal, ternyata ada “virus” lain yang juga harus dihadapi Kementerian Kesehatan. Virus hoax kesehatan. Menteri Komunikasi dan Informasi menyatakan bahwa hingga 25 Februari 2020 sudah ada 127 hoax yang tersebar di Indonesia terkait virus corona.
Apa yang harus dilakukan? “Jangan ringan jempol! Biasanya kita ingin menjadi yang pertama,” tegas drg. Widyawati, MKM., Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan. Penegasan tersebut disampaikan oleh Widyawati kepada para peserta Rakontek P2P Tahun 2020 di Jakarta. “Cara yang bijak adalah lakukan saring sebelum sharing. Edukasi dan sosialisasi adalah cara yang paling efektif menghambat penyebaran hoax. Cybertroops Kementerian Kesehatan siap melakukan edukasi dan sosialisasi melalui facebook, instagram, twitter, whatsapp dan lain-lain,” lanjut Widyawati.
#DinkesPabar #SalamSehat