• F A Q
  • Sitemap

Mewujudkan Papua Barat Yang Sehat. #SalamSehat

Search:
  • Beranda
  • Profil
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Profil Kesehatan
  • Informasi Publik
    • RPJMD / RENSTRA
    • RENJA
    • LAKIP
    • RUP
    • DPA
    • Realisasi Keuangan
  • Layanan Publik
    • Cara Memperoleh Informasi
    • Cara Permohonan Informasi
    • Cara Pengajuan Keberatan
  • Unduhan
    • Peraturan
    • Perangkat Lunak
    • Materi Kegiatan
    • Faskarpie
    • Lainnya
  • Kontak Kami
  • courses-img

    Covid19 Dan Tembakau

    Herman Lawalata / Sunday, 31 May 2020 / 07:09 WIT / 1.460 Read

    Hari ini, 31 Mei, adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Sebagian orang memimpikan bukan hanya Hari Tanpa Tembakau Sedunia, tapi Dunia Tanpa Tembakau Setiap Hari. Bisakah? Rinjani mengulasnya dalam tulisan berikut, menyusul tulisannya terdahulu (klik New Normal: Normal Yang Berbeda Dari Sebelumnya!).


    Tidak diragukan lagi bahwa perilaku merokok mengandung faktor risiko untuk kesehatan. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya rokok yang dihisap dan umur awal merokok yang lebih dini. Merokok menjadi masalah terbesar di negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa penggunaan tembakau mengakibatkan penyakit, disabilitas dan merusak hampir semua organ dalam tubuh manusia, termasuk paru-paru. Corona virus menyerang paru-paru, jika paru-paru sudah rusak karena tembakau, virus ini dapat menimbulkan dampak yang lebih parah pada tubuh. Tembakau akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, artinya akan lebih tidak berdaya dalam melawan infeksi, serta memiliki resiko terinfeksi corona virus lebih tinggi jika menggunakan tembakau (klik Matikan Rokokmu, Sebelum Rokok Mematikanmu!).

    Tembakau menambah risiko untuk banyak penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, masalah-masalah pernafasan dan lainnya. “Sergion General’s” Report 1982, mencatat bahwa 30% dari semua kematian akibat kanker berkaitan dengan penggunaan tembakau. Tidak hanya kanker paru-paru, disebut juga kanker mulut, pharynx, esophagus. Dibandingkan dengan orang-orang yang tidak merokok, timbulnya penyakit coroner lebih tinggi 50% bagi pria yang merokok kira-kira satu bungkus setiap hari, dan 200% bagi pria yang merokok lebih dari satu bungkus, menurut studi prospektif oleh Rosenman. Merokok dapat mengarah pada berbagai macam penyakit lainnya yang digolongkan bersama sebagai penyakit paru-paru kronis. Di Amerika Serikat, lebih dari 80% kasus-kasus penyakit paru-paru tersebut berkaitan dengan merokok (Sarafino, 1990).

    Merokok dapat menimbulkan kerugian berat bagi anak-anak yang belum lahir. Para ibu hamil yang merokok menambah kemungkinan timbulnya berbagai komplikasi seperti kelahiran sebelum waktunya (prematur), berat badan kurang waktu kelahiran, mortalitas prenatal dan gangguan-gangguan perkembangan. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai antara umur 11 dan 13 tahun. Kurang lebih 85% sampai 90% sebelum umur 18 tahun. Mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial, diantaranya teman sebaya (46%), orang tua (14%), saudara (23%) dan lain-lain (6%) (Sarafino, 1990).

    Tekanan teman sebaya merupakan faktor yang terpenting, karena dengan merokok kaum muda merasa memiliki gaya hidup (life style), merasa lebih berkonsentrasi, merasa menyenangkan bisa diterima oleh lingkungan dan lain-lain. Sehingga keluarga dalam hal ini, pengasuhan (pola asuh) merupakan faktor penentu untuk mengontrol serta memberikan dukungan sosial dalam rangka pencegahan. WHO juga menjelaskan, bahwa asap rokok orang lain berisiko menimbulkan infeksi saluran pernafasan. Asap rokok orang lain di rumah dan tempat umum masih menjadi masalah (klik Sekolahku Sudah Jadi Kawasan Tanpa Rokok). Penting bagi Indonesia, bahwa anak-anaklah terutama yang berisiko menghirup asap rokok orang lain. Dalam himbauannya, organisasi kesehatan dunia meminta untuk mengurangi paparan asap rokok orang lain. Lindungi semua orang dengan cara menjaga rumah dan mobil bebas dari asap tembakau. Hindari tembakau saat Covid-19 mewabah dan selamanya. Waktunya bicara #TobaccoExposed #WorldNoTobaccoDay #NoTobacco #salamsehatjiwa

    Beberapa data di atas diambil dari Buku Psikologi Kesehatan, Bart Smet, 1993./ -DoVic 310520-

     


    #DinkesPabar #SalamSehat
  • Kategori
    Program Kerja »
    Info Terkini »
    Kesehatan »
    Covid-19 Papua Barat »
    FKPIE »
    VAKSINASI COVID-19 »

    Berita Terbaru
    9th Asia Pacific Leaders Summit on Malaria Elimination »
    19 Jun 2025
    Imunisasi Langkah Awal Menciptakan Generasi Sehat Di Papua Barat »
    16 May 2025
    Musrembang otonomi khusus Provinsi papua Barat tahun 2025 »
    15 May 2025
    Penyerahan Bantuan Cold Chain Kepada Rumah Sakit TK.III J.A Dimara Manokwari »
    09 May 2025
    Wakil Gubernur Papua Barat Pimpin Apel Pagi »
    06 May 2025
    Penyerahan DPA TA.2025 Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat »
    04 Mar 2025
    Serah Terima Jabatan Gubernur Papua Barat »
    20 Feb 2025
    Launching Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fakfak »
    10 Feb 2025
    IMPLEMENTASI DAN MANFAAT SATUSEHAT SDMK DALAM VERIFIKASI DATA TENAGA KESEHATAN DAN TENAGA MEDIS TERINTEGRASI PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN »
    02 Dec 2024
    PERTEMUAN KOORDINASI TEKNIS PUSAT DAN DAERAH »
    08 Nov 2024

    View More »

Google Maps »
Dinkes Provinsi Papua Barat »
Jl. Brigjen Marinir (Purn) Abraham O. Atururi. Arfai - Manokwari - Papua Barat.
Kode Pos: 98315.

E-mail:
dinaskesehatanprovpapuabarat@gmail.com
Instagram:
dinkes_pabar
facebook:
Imunisasi-Papua Barat Sehat
RSUD Provinsi Papua Barat »
Jl. Angkasa Mulyono, Kompleks Irman Jaya. Amban - Manokwari - Papua Barat.
Kode Pos: 98312.

E-mail:
rsudpapuabarat@gmail.com
Instagram:
rsudprovinsipapuabarat

Copyright © Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat.

2020 - 2025