Cukupkah Jumlah Tempat Tidur Isolasi Covid-19 di Papua Barat
Herman Lawalata / Friday, 03 Apr 2020 / 13:00 WIT / 1.417 Read
Pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan yang banyak diajukan sejak merebaknya Covid-19, selain pertanyaan yang sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya (klik Ada Berapa Ventilator Sih di Papua Barat?). Pertanyaan ini tidaklah mudah dijawab, sangat tergantung pada besaran jumlah orang yang harus diisolasi di Rumah Sakit. Menjadi penting untuk mengetahui perkiraan lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Papua Barat di waktu-waktu mendatang untuk mengantisipasi kebutuhan jumlah tempat tidur isolasinya.
Covid-19 adalah sebuah penyakit menular yang diyakini penularannya secara droplet dan kontak. Selain itu, penularannya juga dimungkinkan secara air borne pada tindakan-tindakan medis tertentu. Sebagai salah satu upaya memutus rantai penularannya, orang dengan kriteria tertentu perlu diisolasi. Bentuk isolasi bisa berupa isolasi secara mandiri di rumah bagi Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan Gejala Ringan. Bentuk lainnya adalah isolasi di Rumah Sakit atau Fasilitas Khusus yang diperuntukkan bagi ODP usia di atas 60 tahun dengan penyakit penyerta yang terkontrol, PDP dengan Gejala Ringan tanpa fasilitas isolasi rumah yang memadai, PDP dengan Gejala Sedang atau PDP dengan Gejala Berat.
Berapa sih sebenarnya ketersediaan tempat tidur isolasi di Provinsi Papua Barat saat ini? “Per tanggal 31 Maret 2020, data yang ada pada Bidang Pelayanan Medis menunjukkan bahwa terdapat delapan puluh tiga tempat tidur isolasi yang tersebar pada lima belas Rumah Sakit di Provinsi Papua Barat. Memang, tidak semua tempat tidur isolasi tersebut berada pada Ruang Isolasi bertekanan negatif. Sebagian Rumah Sakit sedang mengupayakan agar Ruang Isolasinya bertekanan negatif,” kata dr. Victor Eka Nugrahaputra, M.Kes selaku Koordinator Bidang Pelayanan Medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat.
Lima Rumah Sakit sedang menyiapkan, merenovasi atau membangun Ruang Isolasi, sehingga diperkirakan akan ada tambahan enam puluh empat tempat tidur isolasi. Kelima Rumah Sakit itu adalah RSUD Kabupaten Fakfak, RSUD Kabupaten Kaimana, RSUD Kabupaten Manokwari, RSUD Kabupaten Sorong Selatan dan RS Pertamina Kota Sorong. “Kami diinstruksikan oleh Pusat, agar Rumah Sakit kami juga dapat merawat pasien Covid-19. Kami akan menyiapkan enam tempat tidur isolasi dalam minggu ini. Kami juga akan menambah ventilator kami, sehingga menjadi dua. Kami juga sudah menyiapkan tim tenaga kesehatannya,” kata dr. Otto B. Kawanda, Direktur RS Pertamina Kota Sorong. Dengan akan difungsikannya Ruang Isolasi di RS Pertamina Kota Sorong berarti menambah jumlah Rumah Sakit yang mampu merawat pasien Covid-19 di Provinsi Papua Barat menjadi enam belas Rumah Sakit.
Keberadaan Ruang Isolasi perlu didukung dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang kompeten dan dalam jumlah yang memadai. Provinsi Papua Barat memiliki enam belas dokter spesialis penyakit dalam. Seratus tiga puluh empat dokter umum dan lima puluh tiga perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi (PPI) yang bekerja di Rumah Sakit. “Provinsi Papua Barat perlu tambahan beberapa dokter spesialis lainnya, karena hanya memiliki satu dokter spesialis paru yaitu di RSUD Kabupaten Teluk Bintuni dan satu dokter spesialis mikrobiologi klinik yaitu di RSUD Kabupaten Sorong. Selain itu, hanya ada lima dokter spesialis patologi klinik dan lima dokter spesialis radiologi. Itu artinya ada empat RSUD yang tidak memiliki dokter spesialis patologi klinik dan/atau dokter spesialis radiologi. Ketiadaan dokter ahli radiologi di RSUD Kabupaten Raja Ampat diatasi dengan berjalannya teleradiologi selama ini. Saya berharap RS lainnya juga dapat memanfaatkan telemedicine untuk mengatasi kelangkaan dokter ahli radiologi,” lanjut dr. Victor (klik Dimensi Mutu dalam Pelayanan Telemedicine, UGM Teliti Telemedicine di Papua Barat, Mari ber-Tele-Tele, tapi Jangan Bertele-tele).
Semoga segala upaya kita bersama bisa membawa Papua Barat kepada kondisi yang lebih baik dalam menghadapi Covid-19 (klik Heal The World). / DoVic
Link referensi:
#DinkesPabar #SalamSehat