Kabar Dari Timur Seruan Meminta Bantuan
I Gede Nagendra Putra / Saturday, 28 Mar 2020 / 16:14 WIT / 1.054 Read
#kabardaritimur kali ini datang di tengah situasi merebaknya Covid-19. Bukan hanya Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, Puskesmas pun melakukan upaya-upaya yang diperlukan. Apa saja itu? Ikuti tulisan Brema Damanik dari Puskesmas Warmare, Manokwari.
-DoVic 230320-
Thou shalt not be afraid for the terror by night, Nor for the arrow that flieth by day. For the pestilence that walketh in darkness, Nor for the destruction that wasteth at noonday.
[Psalms 91]
Siap atau tidak siap, pada akhirnya COVID-19 akan datang. Sudah banyak berita-berita yang menceritakan betapa hebatnya COVID-19 menjadi sebuah trending topic. Kebanyakan dari cerita tersebut menjadi sebuah pemancing kepanikan yang terkadang dapat membahayakan sebuah ketahanan negara. Banyak yang menjadi khawatir yang berlebihan sampai mempengaruhi pelbagai harga barang, khususnya yang berhubungan dengan pencegahan COVID-19.
Angka temuan kasus semakin tinggi dan banyak dari kita terfokus pada jumlah angka kematian akibat COVID-19 tanpa melirik sebuah angka kecil yang menyatakan ada dari mereka yang positif menderita COVID-19 telah dinyatakan sembuh. Terkadang ketika mendengar sebuah berita ada yang dinyatakan meninggal dunia, maka secara cepat pemberitaan tersebut akan membuat kita semakin panik dan khawatir.
Memang benar, sampai saat ini belum ditemukan obat ataupun vaksin untuk mencegah ataupun menyembuhkan COVID-19, namun mereka yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 menunjukkan adanya sebuah harapan untuk percaya pada imunitas diri sendiri. Memang benar, ada beberapa tenaga kesehatan yang saat ini dipantau kesehatannya, karena diduga terjangkit COVID-19 setelah melakukan kontak terhadap pasien COVID-19. Hal ini menunjukkan tenaga kesehatan tidak mampu menghadapi COVID-19 sendiri. Oleh karena itu, kami menyerukan sebuah seruan meminta bantuan!
Saat ini, banyak pemberitaan yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab, menyebabkan pemerintah dan tenaga kesehatan sangat kewalahan menghadapi COVID-19. Banyak berita hoax yang berdampak negatif dalam upaya penanganan COVID-19 (klik ). Saya sebagai penulis mengajak untuk seluruh rekan-rekan yang sering membuat karya dalam tulisan “Mari kita menulis sesuatu yang berdampak positif! Jangan mempermalukan dirimu hanya untuk mencari sebuah sensasi. Tolonglah saudaraku penulis, situasi ini sudah membuat kami lelah, jangan ditambah dengan sensasi kepanikan yang ingin kamu ciptakan!”
Saat ini, rekan tenaga medis sedang bersiap dan berjuang untuk menghadapi penderita yang diduga dan penderita yang positif COVID-19. Mari, kita sebagai rekan tenaga non medis untuk bersama-sama dengan masyarakat untuk menyerukan berita-berita yang benar dan tindakan pencegahan COVID-19. Terapkan 3 Saja (di mana Saja, kapan Saja dan siapa Saja) dalam pemberitaan tindakan pencegahan COVID-19 dan berita-berita yang sudah jelas kebenarannya tentang COVID-19. Kita dapat melakukan penyebaran melalui media sosial kita dan transfer of knowledge kepada masyarakat, agar mereka dapat menjangkau yang berada di sekitarnya.
Apa bisa masyarakat awam dapat membantu?
Apa bisa masyarakat yang bahkan tidak tahu berbicara normal (mono untuk istilah di Papua) dan tidak tahu membaca dapat membantu?
Saat ini, kebanyakan masyarakat lebih memilih ego untuk kepentingan dirinya sendiri, apa bisa?
Saat ini kebanyakan masyarakat lebih memilih untuk menghakimi dan mengkritik segala hal tentang COVID-19, apa bisa?
Apabila ada pertanyaan-pertanyaan ini yang timbul dalam diri kita, mari kita bertanya pada diri kita sendiri apa kita mampu menghadapi COVID-19 sendiri tanpa melibatkan mereka? Dalam kondisi ini, mari kita berupaya semaksimal mungkin dan mengambil sebuah kesempatan, walaupun dari sebuah peluang yang kecil. Jika dilihat, masyarakat awam merupakan sebuah sasaran besar COVID-19 ataupun mereka yang sengaja untuk memanfaatkan kondisi saat ini untuk kepentingan pribadi ataupun kelompoknya. Apabila masyarakat tetap menunjukkan sebuah kepanikan dan kekhawatiran yang sangat besar terhadap COVID-19, maka permasalahan ini tak akan dengan cepat terselesaikan. Jika dilihat COVID-19 bukan hanya mempengaruhi kesehatan, namun COVID-19 dapat mempengaruhi pertahanan dan keamanan negara, perekonomian dan politik.
Beberapa saat yang lalu, penulis hanya fokus untuk mengikuti perkembangan status COVID-19, mencari tahu dan membahas dengan beberapa rekan terkait COVID-19 dan mengikuti beberapa webinar, sampai lupa untuk terus-menerus menyerukan sebuah upaya pencegahan COVID-19. Sampai pada sebuah kegiatan yang diadakan PAPU[A]KU! membuat seorang pemuda asli Papua menanyakan sebuah pertanyaan yang membuat penulis sadar untuk menyerukan sebuah upaya pencegahan. “Paman, apa yang dapat kita lakukan untuk menghadapi corona?” ujar pemuda asli Papua dalam kegiatan PAPU[A]KU!
Sebuah kalimat yang dilontarkan oleh pemuda tersebut menyadarkan penulis bahwa saat ini, ada masyarakat yang merupakan sebuah kekuatan besar untuk melawan dampak COVID-19. Saat ini, banyak dari masyarakat yang menjadi korban berita hoax tentang COVID-19 yang menyebabkan sebuah kepanikan dan ketakutan besar. Namun, saat ini masih banyak dari masyarakat yang masih ragu dan belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan.
Masyarakat menjadi sebuah kekuatan besar? Kenapa?
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, pada saat Presiden mengumumkan dua orang positif COVID-19 dan sedang dalam perawatan, seluruh masyarakat menjadi gempar bahkan beberapa barang menjadi langka karena diburu banyak orang. Beberapa barang seperti masker, hand sanitazer dan beberapa bahan makanan menjadi mahal. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang ingin mengambil keuntungan. Jika hal ini terus dibiarkan terjadi, maka bukan COVID-19 yang dengan ganas membunuh manusia, tetapi manusia itu sendirilah yang membunuh sesamanya.
Bagaimana cara mengatasi hal ini? Jawabannya adalah masyarakat harus ikut bertindak.
Apa yang dapat saya bantu?
Sebagian masyarakat banyak yang belum menyadari merekalah yang memiliki peranan penting dalam menghadapi COVID-19. Kesadaran masyarakat menjadi hal penting, kenapa? Apabila masyarakat tidak memiliki kesadaran dan tetap berada dalam ketakutan dan kekhawatiran yang tinggi, maka permasalahan ini tidak akan cepat terselesaikan dan menimbulkan permasalahan yang baru. Lalu apa yang dapat masyarakat bantu?
- Masyarakat jangan panik.
Hal terpenting dalam menghadapi COVID-19 adalah jangan panik. Apabila masyarakat panik akan menimbulkan permasalahan yang baru. Apabila masyarakat panik pemutusan penyebaran COVID-19 akan sangat sulit. Kepanikan dan kecemasan yang berlebihan akan menyebabkan penyebaran COVID-19 sangat cepat. Hal ini akan berdampak negatif seperti akan banyak yang terkena COVID-19, khususnya pada masyarakat menengah ke bawah. Apabila banyak masyarakat yang akan positif COVID-19 menyebabkan beban yang cukup besar bagi tenaga medis dan rujukan Rumah Sakit untuk menangani kasus COVID-19. Kepanikan yang besar juga akan menyebabkan barang-barang seperti masker, hand sanitizer dan bahan-bahan makanan akan langka dan harganya sangat mahal.
Penulis sedang menunjukkan beberapa cara perlindungan diri terhadap COVID-19.
- Masyarakat harus memutuskan rantai penyebaran berita hoax.
Timbulnya kepanikan dan kecemasan yang cukup tinggi terhadap COVID-19 tidak terlepas dari penyebaran berita ataupun informasi yang tidak jelas sumbernya. Banyak oknum yang dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk mencari sensasi ataupun demi mendapatkan keuntungan akibat penyebaran berita yang tidak benar. Masyarakat dihimbau untuk tidak menyebarluaskan berita-berita yang tidak memiliki sumber terpercaya, di mana masyarakat sendiri belum yakin tentang kebenaran berita tersebut. Informasi yang dapat disebarluaskan adalah informasi yang memiliki sumber terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan, misalnya dari website Kementerian Kesehatan atau https://covid19.go.id dan informasi dari petugas kesehatan.
- Masyarakat perlu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Selain tidak panik, masyarakat harus melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terkadang sering diabaikan. PHBS merupakan perlindungan dasar untuk mencegah COVID-19 dan bakteri serta virus lainnya. PHBS yang baik dan benar menunjukkan tingkat kepedulian dan kesadaran seseorang untuk melindungi diri sendiri. Ingat kebersihan merupakan langkah awal agar diri kita terhindar dari penyakit seperti rajin membersihkan rumah, mengganti pakaian setelah mandi, mencuci pakaian dan peralatan makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, mengkonsumsi makanan bergizi dan lain-lain yang merupakan hal yang seharusnya kita perhatikan, namun terkadang terlupakan.
- Masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Tangan merupakan salah satu tempat perkembangan virus dan bakteri. Setelah diinformasikan harus rutin mencuci tangan kebanyakan masyarakat berbondong-bondong membeli hand sanitizer dan melupakan untuk mencuci tangan pakai sabun. Kenapa penulis menganjurkan masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir? Selain karena biaya yang digunakan cukup murah, virus korona dilindungi oleh lapisan lemak dan protein. Dan sabun dapat bercampur dengan air dan lemak, sehingga dapat menembus lapisan lemak dan protein yang dapat melemahkan virus tersebut.
Perlu diketahui masyarakat bahwa jangan pernah menyepelekan mencuci tangan dengan 7 langkah. Kebanyakan masyarakat hanya sekedar mencuci tangan tanpa mengetahui alasan mencuci tangan 7 langkah, sehingga banyak masyarakat hanya mencuci tangan sekilas saja. Masyarakat harus rajin mencuci tangan, karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang sering bersentuhan dan memiliki risiko yang tinggi untuk virus dan bakteri dapat menempel. Oleh karena itu, masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan melakukan 7 langkah minimal 20 detik dan dilap atau dikeringkan menggunakan kain bersih. Ingat, kebiasaan masyarakat sering mengeringkan tangan dengan menepuk tangan pada pakaian bagian belakang atau pada celana area paha. Ingat pakaian yang kita pakai belum tentu bebas dari virus dan bakteri. Jadi jangan mengeringkan tangan yang telah dicuci pada pakaian yang kita pakai. Satu hal lagi, apabila masyarakat belum mencuci tangan diharapkan untuk menghindari menyentuh area wajah, khususnya mulut, hidung dan mata, karena daerah tersebut dapat menjadi pintu masuk virus.
Penulis sedang menunjukkan alasan 7 langkah mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
- Masyarakat harus tahu penggunaan masker dan etika batuk.
Dalam hal penggunaan masker perlu masyarakat ketahui bahwa masker digunakan untuk :
- Orang sakit.
- Keluarga yang sedang merawat orang sakit.
- Petugas kesehatan yang sedang bekerja.
Kenapa masyarakat sehat tidak dianjurkan menggunakan masker? Apabila seluruh masyarakat sehat menggunakan masker, hal ini yang menyebabkan masker akan semakin langka dan harga mahal. Akibat COVID-19 banyak orang berbondong-bondong membeli masker, sehingga masker langka dan harga naik secara fantastis. Coba kita belajar berhitung, jika 1 orang sehat membeli 1 kotak masker berisi 50 lembar masker dengan harga Rp. 750.000, maka hanya dapat bertahan sekitar 1,5 bulan untuk penggunanya. Harga awal masker 1 kotak berkisar di antara Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000 per kotak. Setelah 1,5 bulan berlalu orang sehat tersebut pasti akan membeli masker lagi, karena takut terserang COVID-19. Apabila kebiasaan membeli masker oleh orang sehat diteruskan, maka harga jual masker akan semakin tinggi. Pertanyaannya apakah orang sehat tersebut akan membeli masker dengan harga yang akan naik berlipatganda?
Satu per satu orang sehat tersebut akan menyerah untuk membeli masker, karena keterbatasan biaya. Namun, akibat yang ditimbulkan oleh mereka yang sehat dan memiliki uang berbondong-bondong membeli masker akan membuat situasi COVID-19 akan semakin parah. Kenapa? Kelompok yang seharusnya menggunakan masker akan kesulitan mendapatkan masker dan mereka akan menjadi sumber penularan COVID-19. Penyebaran akan semakin luas dan banyak. Saat ini fasilitas pelayanan untuk penanganan kasus COVID-19 tidak banyak, apabila orang positif COVID-19 melebihi fasilitas pelayanan yang ada, maka penyebaran COVID-19 tidak akan terkendali.
Untuk masyarakat yang mengalami batuk ataupun ingin bersin silakan batuk atau bersin dengan mengikuti etika batuk dengan menutup mulut menggunakan masker atau sapu tangan atau menggunakan siku tangan bagian dalam untuk menghindari penyebaran virus dan bakteri yang berada dalam partikel-partikel batuk ataupun bersin yang dikeluarkan oleh mulut.
- Masyarakat harus membatasi diri untuk berada di kerumunan orang banyak.
Masyarakat harus tetap tinggal di dalam rumah dan petugas kesehatan akan tetap berjaga di tempat fasilitas kesehatan. Kenapa masyarakat harus membatasi diri dari kerumunan? Alasannya adalah COVID-19 tidak dapat terlihat oleh mata, sehingga kita tidak akan tahu apakah di kerumunan tersebut ada yang menularkan COVID-19. Selain itu, penyebaran COVID-19 cukup cepat. Dengan melakukan kontak dengan penderita COVID-19 kita dapat dengan mudah tertular. Apabila masyarakat terpaksa untuk hadir di tengah kerumunan, silakan untuk menjaga jarak minimal 1 meter sebagai tindakan keamanan diri dari partikel virus dan bakteri yang mungkin ditularkan oleh orang lain.
- Masyarakat harus rutin berolahraga.
Membatasi diri keluar rumah tidak berarti masyarakat tidak berolahraga. Berolahraga merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan imun atau daya tahan tubuh. Semakin sering kita berolahraga, maka daya tahan tubuh kita akan semakin bagus. Ingat, peran imun atau daya tahan tubuh sangat besar untuk melawan virus ataupun bakteri dalam tubuh kita termasuk, COVID-19. Olahraga dapat dilakukan di dalam rumah juga, seperti senam atau lari-lari kecil di sekitar rumah.
- Masyarakat harus mengkonsumsi makanan bergizi.
Pola makan juga dapat mengurangi risiko penularan COVID-19. Mengkonsumsi makanan bergizi dapat membantu pembentukan daya tahan tubuh yang baik. Seperti yang dijelaskan di atas peranan imun atau daya tahan tubuh sangat diperlukan untuk menghadapi COVID-19. Apabila masyarakat dapat membuat jamu ataupun ramuan tradisional yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan stamina sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Misalnya minum wedang jahe sangat baik untuk mengatasi radang tenggorokan dan batuk.
- Masyarakat harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila sedang sakit.
Hal ini sangat penting dilakukan, apabila ada masyarakat yang menunjukkan sebuah gejala seperti :
- Demam tinggi.
- Batuk pilek.
- Sesak nafas, tapi tidak memiliki riwayat asma.
- Baru bepergian keluar kota ataupun negeri yang merupakan wilayah terjangkit COVID-19.
Silakan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksakan dirinya. Ingat, jangan takut apabila nantinya kamu dinyatakan positif COVID-19, karena ada kami tenaga kesehatan yang akan berjuang bersama kamu untuk melawan COVID-19 di dalam tubuhmu. Perlu diketahui apabila nanti masyarakat harus masuk dalam ruang isolasi jangan takut dan berkeinginan untuk melarikan diri. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan kepada orang yang ada di sekitarmu. Buat yang akan diisolasi, kamu akan dirawat dan dipantau terus agar kamu dapat lekas sembuh. Durasi kamu diisolasi sekitar 14 hari, namun dapat lebih dari itu karena beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Selama diisolasi kamu juga dapat beraktivitas, namun hanya berada di dalam kamar isolasi dan bukan dipenjarakan.
- Masyarakat harus memberitahu masyarakat lainnya tentang pencegahan dari sumber terpercaya.
Nah, hal ini menjadi peranan yang cukup penting. Kenapa? Di sinilah kekuatan dari masyarakat untuk membantu melawan COVID-19. Masyarakat harus bisa menjadi influencer yang baik. Menyebarkan berita-berita yang benar mengenai pencegahan COVID-19 adalah kunci utama dalam melawan COVID-19. Masyarakat dapat membagikan informasi tentang COVID-19 setelah mengetahui dari website Kementerian Kesehatan, petugas kesehatan ataupun kanal resmi mengenai COVID-19. Masyarakat yang bijak bukan masyarakat yang suka mengkritik, namun tidak mau mengambil bagian dalam melawan COVID-19. Ingat, siap atau tidak siap COVID-19 akan datang menghampiri kita, mari kita bagikan informasi pencegahan COVID-19 kepada banyak orang, agar setiap orang dapat melindungi diri dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Seruan meminta bantuan ini merupakan seruan yang serius yang ingin kami sampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk membantu dalam melawan COVID-19.
KAMI BERJUANG UNTUK ANDA, MAKA BERJUANGLAH UNTUK KAMI. MARI CEGAH PENYEBARAN COVID-19 AGAR KITA DAPAT BERSAMA-SAMA MENGATASINYA. SATU BIJI LIDI AKAN SANGAT MUDAH PATAH, NAMUN BANYAK LIDI AKAN SULIT DIPATAHKAN.
#DinkesPabar #SalamSehat