Menimba Ilmu PCR Di Negeri Orang
Herman Lawalata / Friday, 12 Jun 2020 / 10:19 WIT / 1.236 Read
“Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya bahwa saya akan punya kesempatan untuk begitu dekat dengan virus yang sedang mewabah di seluruh dunia ini. Bahkan, saya bisa mengekstraksi Ribo Nucleic Acid (RNA) Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS CoV2), virus penyebab Covid-19 ini,” kata Vince Levina Manam, AMd.AK. Vince adalah salah satu tenaga kesehatan yang dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat untuk belajar pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 (klik Ingin Laboratorium PCR Covid-19 Berfungsi Optimal?). “Kalau dulu di bangku pendidikan saya hanya belajar teori dan nonton video tentang PCR, sekarang saya malah melakukannya sendiri,” ungkap Ahli Teknologi Laboratorium Medis (ATLM) lulusan Diploma III, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Yogyakarta, tahun 2017 ini.
Lain Vince lain lagi kesan yang disampaikan Demetrius Rudolof Yafet Womsiwor, AMd.AK. “Di BBLK Makassar ini, dalam satu hari bisa menerima sampel yang sedemikian banyak, baik dari Makassar maupun dari luar daerah. Namun, semuanya bisa dikerjakan dengan cepat dan tepat. Kekompakan dan kerja sama tim di Laboratorium Biomolekuler serta bekerja senantiasa mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah kuncinya,” tutur ATLM berusia 34 tahun lulusan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tahun 2017 ini.
Yosepina Kowi, AMd.AK adalah juga salah satu tenaga kesehatan dari empat orang yang dikirim ke BBLK Makassar. Mereka menjalani pelatihan mulai tanggal 4 sampai 8 Juni 2020. Sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, mereka berempat diwajibkan menjalani pemeriksaan PCR dua kali berturut-turut. Syukurlah, hasil keduanya negatif. “Bagian dari pelatihan yang sangat menantang adalah saat melakukan ekstraksi RNA. Mengapa? Karena butuh ketelitian yang sangat tinggi. Setiap langkah harus hati-hati, agar tidak terjadi kontaminasi dengan sampel yang lain,” kata Yosepina yang juga merupakan alumnus institusi pendidikan kesehatan yang sama dengan dua rekannya terdahulu.
“Kami juga berkesempatan belajar dari para pakar di bidang biomolekuler dan mikrobiologi. Dari situ, kami juga dapat menarik pelajaran bahwa kami harus menjaga stamina, kesehatan fisik dan mental, secara ekstra, karena dalam melakukan pemeriksaan dengan teknologi PCR ini membutuhkan ketelitian dan fokus yang tinggi serta harus disiplin dalam bekerja,” kata dr. Ayi Suwarayi, M.Sc. Master lulusan Applied Microbiology and Immunology, Biology Faculty, University of Bucharest, Romania ini juga bertekad akan bekerja seoptimal dan sebaik mungkin dalam menjalankan pemeriksaan PCR ini. Ada satu hal yang dikuatirkan dokter kelahiran Manokwari berusia dua puluh sembilan tahun ini, “Sebagian masyarakat menganggap pemeriksaan PCR ini seperti pemeriksaan lab biasanya. Mereka menginginkan hasil yang cepat. Tapi pada kenyataannya, pemeriksaan PCR ini tidak semudah yang masyarakat pikirkan. Kami mohon support dan pengertiannya.”
Di tengah-tengah menjalani pelatihan, BBLK Makassar mendapat kunjungan Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dr. Andi Saguni, MA pada tanggal 7 Juni 2020. Dalam kesempatan kunjungannya tersebut, kepada tim Papua Barat ditanyakan kesiapan laboratorium biomolekulernya, baik alat maupun reagennya. “Laboratorium sudah disiapkan, dok, on process. Alat PCR dan reagen juga sudah dipesan. Mudah-mudahan begitu kami selesai pelatihan, semua sudah ready,” jawab dr. Ayi dengan tangkas. Pada tanggal 10 Juni 2020, alat PCR dan kelengkapan lainnya sudah diterima oleh Fasilitas Karantina Penyakit Infeksi Emerging (PIE) Provinsi Papua Barat (klik Mengenal Fasilitas Karantina Penyakit Infeksi Emerging Provinsi Papua Barat).
Pada hari ini, 12 Juni 2020, tim akan kembali ke Manokwari dengan menumpang pesawat Sriwijaya. Tim PCR Papua Barat dibekali dengan sejumlah spesimen dari BBLK sebagai panel External Quality Assurance (EQA). Papua Barat pun diberikan Virus Transport Medium (VTM) dan dacron swab oropharynx sebanyak masing-masing dua ratus buah.
Selesai sudah satu tahapan lagi persiapan operasionalisasi Laboratorium Biomolekuler di Fasilitas Karantina PIE Provinsi Papua Barat. Tahapan belajar ilmu PCR di negeri orang (Sulawesi Selatan) sudah dijalani, agar ilmu PCR berkembang di negeri sendiri (Papua Barat). Gedung sudah ada, peralatan sudah datang, tenaga sudah dilatih, spirit maju sudah membara. Tinggal selangkah lagi. Papua Barat siap menyongsong era biomolekuler dalam kemandirian, bukan hanya untuk Covid-19 saja. / -DoVic 120620-
#DinkesPabar #SalamSehat