Ngobrol Membawa Petaka
Herman Lawalata / Tuesday, 01 Sep 2020 / 07:58 WIT / 12.817 Read
Ngobrol adalah salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Ngobrol bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja untuk bersosialisasi. Ngobrol bisa diisi dengan pembicaraan yang bermanfaat atau sekedar basa-basi atau juga obrolan yang tidak ada manfaatnya dan cenderung merugikan. Ngobrol bisa dilakukan oleh para ibu di acara arisan, ngobrol bisa dilakukan petugas siskamling di pos ronda malam, ngobrol biasa dilakukan oleh mereka yang hadir dalam acara reuni sekolah, ngobrol bisa terjadi antara penjual dan pembeli dan ngobrol juga bisa dilakukan oleh para dokter membahas kasus sulit di Rumah Sakit. Ngobrol menjadi aktivitas yang mengasyikkan. Tapi, itu dulu.
Bagaimana saat ini? Saat terjadi pandemi Covid-19 yang salah satu modus trasmisinya adalah melalui droplet. Agar mencegah penularan Covid-19, kita harus melaksanakan sejumlah protokol kesehatan, yang salah satunya adalah menggunakan masker (klik Kok Begitu Cara Pakai Maskernya?). Masker yang digunakan dengan benar oleh kedua belah pihak yang ngobrol akan memutus mata rantai penularan penyakit infeksi yang ditransmisikan melalui droplet, termasuk Covid-19. Masker yang digunakan oleh pihak yang sedang berbicara akan mencegah infectious agents yang telah keluar dari reservoir melalui portal of exit. Sebaliknya, masker yang digunakan pihak yang diajak bicara akan mencegah infectious agents masuk melalui portal of entry susceptible host.
Sebagian masyarakat sudah memahami dan melaksanakan protokol kesehatan dengan penuh kesadaran, namun masih banyak pula anggota masyarakat yang belum menaati dan melaksanakan protokol kesehatan, bahkan menolaknya. Tentu hal ini sangat disayangkan, karena akan membawa kerugian bagi diri sendiri atau orang lain (klik In Memoriam: dr. Titus Taba, Sp.THT-KL). Perilaku tidak menjalankan protokol kesehatan, bisa karena suatu kesengajaan, ketidaktahuan atau kelalaian. Nah, salah satu contoh kelalaian adalah ngobrol saat makan bersama atau berdekatan dengan orang lain. Banyak orang kurang menyadari penularan dapat terjadi pada momen ini, yaitu saat seseorang tidak sedang menggunakan masker karena akan menikmati makanan dan minuman, lalu karena ajakan ngobrol, maka terjadilah obrolan dengan orang di dekatnya yang sama-sama sedang makan dan sedang tidak menggunakan masker.
Dalam beberapa kesempatan (klik Hai Puskesmas dan Klinik Pratama! Batasnya Tanggal 29 Agustus 2020, Akhirnya, Pengakuan Itu Kami Terima), penulis juga mengingatkan peserta pertemuan saat hendak istirahat makan siang, “Jangan ngobrol waktu makan bersama!” Hal ini bukan untuk menakut-nakuti, karena penularan saat ngobrol waktu makan sungguh-sungguh dapat terjadi. Hasil audit yang dilakukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSUD Kabupaten Teluk Bintuni menunjukkan konklusi yang semacam itu, ketika mengaudit cluster empat dokter internsip dan seorang perawat yang terkonfirmasi Covid-19 beberapa hari yang lalu (klik Dengan PPI, Sayonara HAIs, Peran Tambahan IPCN RS, Internsip Di Masa Pandemi Covid-19).
Jalankan protokol kesehatan dengan taat, termasuk bagi para dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya dan seluruh jajaran kesehatan. Jangan lalai. Jangan lengah. Lalai membawa petaka./ -DoVic 010920-
#DinkesPabar #SalamSehat