Workshop HIV VL Testing and Specimen Transportation
humasdinkespabar / Thursday, 09 May 2024 / 17:04 WIT / 769 Read
Pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030. Komitmen tersebut ditandai dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan dan upaya percepatan Penanggulanagan HIV,AIDS mulai dari ; (1) Peningkatan akses dan penambahan jumlah layanan pencegahan, tes, dan pengobatan HIV, termasuk pemenuhan kebutuhan logistic obat dan non-obat, (2) eliminasi penularan infeksi HIV dari ibu ke anak,(3) pengembangan kapasitas laboratorium Kesehatan untuk pemeriksaan HIV dan AIDS, serta (4) perbaikan dan inovasi termasuk penggunaan teknologi dalam penyediaan data dan informasi serta pemantauan pelaksanaan kegiatan penanggulangan.
Epidemi HIV di Tanah Papua merupakan epidemi meluas tingkat rendah, dengan angka prevalensi HIV pada populasi umum sebesar 2,3% (STBP Tanah Papua, 2013). Kecenderungan prevalensi HIV lebih tinggi (2,9%) terjadi di wilayah pegunungan dan populasi suku Papua, sementara di dataran rendah dan perkotaan, prevalensi berada di bawah 2,3%. Adapun dalam mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 dan eliminasi IMS, terdapat beberapa tantangan dan salah satunya adalah akses ODHIV pada pemeriksaan Viral Load (VL) HIV yang perlu ditingkatkan/ diperluas.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat telah melakukan strategi penguatan dalam akses ODHIV pada pemeriksaan VL dengan memperbaharui alur rujukan pengiriman sampel dari fasyankes ke laboratorium rujukan pemeriksaan VL dengan melakukan Kerjasama dengan PT. POS Indonesia dalam pengiriman sampel. Untuk lebih memperkuat strategi tersebut maka Dinas Kesehatan Provinsi melaluai pedanaan The Global Fund to Fight AIDS melakukan kegiatan "Workshop HIV VL Testing and Specimen Transportation" secara hybrid. yang di laksanakan selama 2 hari (02-03 Mei 2024) di Swiss Belin hotel Manokwari, Kegiatan Workshop ini bertujuan meningkatkan kapasitas seluruh tim terkait, baik tim Dinas Kesehatan Kabupaten, tim Fasyankes maupun Komunitas yang bergabung dalam mendukung upaya mencapai target pemeriksaan Viral Load HIV yaitu 65% ODHIV yang sedang dalam pengobatan ART mendapatkan pemeriksaan Viral Load HIV di setiap kabupaten di Provinsi Papua Barat.
Arahan Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat yang diwakili oleh dr. Nurmawati (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Kita berkumpul hari ini untuk membicarakan satu masalah penyakit di Indonesia yang memang sedikit mengalami tantangan bila dibandingkan dengan negara-negara yang lain. sampai saat ini untuk kita mencapai target 3zero kayaknya agak sulit, khususnya di Tanah Papua untuk menuju 3zero. yang dimaksud dengan 3zero yaitu tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian dan tidak ada stigma dan rupanya ketiga masalah tersebut untuk di Tanah Papua khususnya di Provinsi Papua Barat ini masih menjadi tantangan tersendiri. kalau kita mau konsisten untuk melakukan pencegahan dan pengendalian HIV, hal yang paling mudah dan paling murah itu yaitu mencegah dan memakai kondom. Dengan kondom sebenarnya sederhana dan kita bisa dapat di mana-mana. Memakai kondom itu mudah, murah dan efektif. Tapi ternyata kita insan kesehatan tidak mudah untuk menyampaikan preventif, khususnya dengan penggunaan kondom. Kita masih banyak dianggap kontraproduktif untuk penggunaan kondom, masih dianggap melegalkan pergaulan bebas. Sehingga dengan preventif ini banyak tantangan, kita tidak bisa dengan leluasa untuk menyampaikan ke masyarakat. Beda dengan kelambu, bicara kelambu di mana-mana masyarakat mendukung. Tapi ketika kita bicara “ayo semua pakai kondom” pemuka-pemuka agama pasti kurang menerima. Dampaknya apa? Dampaknya seperti ini. Kita harus kuat untuk di tata laksana, untuk di pencacatan pelaporan dan khususnya juga di diagnosis, termasuk yang sekarang di follow up.
Dengan demikian, maka insan kesehatan khususnya di Tanah Papua terutama di Provinsi Papua Barat maka mau tidak mau kita sebagai ujung tombak dan akhir dari harapan untuk pengendalian HIV maka kita harapkan memiliki komitmen dan juga memiliki kapasitas yang mumpuni khususnya dalam program pengendalian HIV.
Walaupun belum mencapai target tapi selalu ada progresnya setiap tahun. Sekarang kita sudah hampir di angka 50% dari estimasi. Kemudian juga yang menjadi masalah yaitu terapi karena obatnya seumur hidup, sehingga perlu partisipasi dan komitmen dari ODHIV.
Selanjutnya yang jadi masalah para ODHIV yang meminum ARV ini untuk follow up masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itulah pertemuan kita saat ini memperkuat baik untuk kuantitatif maupun kualitatif dengan pemeriksaan VIRAL LOAD (VL). untuk pemeriksaan VIRAL LOAD kita tidak perlu merujuk lagi ke Sorong.saat ini untuk pemeriksaan VIRAL LOAD kita bisa laksanakan dengan DCM atapun bisa merujuk ke Kabupaten Teluk Wondama sebagai rujukan VIRAL LOAD, Kabupaten Teluk Wondama memiliki mesin ABBOTT, dimana mesin ABBOTT tersebut akan sepenuhnya disupport oleh Menteri Kesehatan. Dengan demikian, merujuk ke Teluk Wondama jauh lebih mudah daripada kita merujuk selama ini ke Sorong. Sekarang bagaimana teman-teman yang di ujung tombak (layanan) mampu untuk mendapatkan sample sesuai dengan target dan juga sesuai dengan kualitas yang diharapkan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang betul-betul bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya dari para ODHIV kita yang meminum ARV.
#humasdinkespabar
#DinkesPabar #SalamSehat