Premature Tak Harus Immature
Herman Lawalata / Sunday, 10 May 2020 / 09:10 WIT / 2.062 Read
Ini bukan tulisan pertamanya, namun hampir sepuluh bulan tulisannya tidak muncul di blog ini, karena kesibukan belajarnya (klik Mengais Harapan Dari Kais). Alumnus Diploma 3 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Gema Insan Akademik Makassar tahun 2006 ini sedang menempuh pendidikan lanjut di program S1 dan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakukkang Makassar. Mantan pengelola Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat ini menghadirkan sebuah tulisan yang menyentuh.
Tulisan ini saya persembahkan buat teman-teman ASN Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Angkatan 2008
Membaca tulisan yang ter-posting di blog Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, pada hari Sabtu 9 Mei 2020 jam 11.01 WITA dengan judul “RSUD Provinsi Papua Barat: “Demi Covid-19”, Kami Hadir Sebelum Waktunya”, tulisan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr. Victor Eka Nugrahaputra, M.Kes ini, rasanya sangat menarik bagi saya (klik RSUD Provinsi Papua Barat: “Demi Covid-19, Kami Hadir Sebelum Waktunya!”). Bagaimana tidak, kehadiran RSUD Provinsi Papua Barat, sudah dirindukan oleh banyak orang, bahkan boleh dikata dirindukan oleh semua penduduk yang mendiami Provinsi Papua Barat. Karena Rumah Sakit ini kelak akan menjadi Rumah Sakit rujukan se-Papua Barat.
Namun, ada sekelompok orang yang paling merindukan kehadiran Rumah Sakit ini. Rindu ini terpendam, bahkan lebih dari satu dasawarsa, tepatnya sebelas tahun silam. Kehadiran RSUD Provinsi Papua Barat sudah memberikan harapan yang indah dan sangat dinantikan.
Siapakah mereka ini? Mereka adalah sekelompok tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, ahli teknologi laboratorium medis, radiographer, apoteker dan fisioterapis. Mereka adalah Aparat Sipil Negara (ASN) yang lulus seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Pemerintah Provinsi Papua Barat pada tahun 2008. Sebenarnya sudah ada angkatan sebelumnya dan angkatan setelahnya, namun karena penulis adalah bagian dari angkatan 2008, maka yang berani disebut hanya angkatan 2008.
Sejak menerima Surat Keputusan CPNS sebelas tahun yang lalu, tepatnya 27 Mei 2009, mimpi untuk bekerja di rumah sendiri yakni RSUD Provinsi Papua Barat, sudah ada. Namun apa daya, saat itu kehadiran Rumah Sakit ini baru sekedar wacana, bahkan bangunan pun belum dimulai pengerjaannya. Sehingga mimpi untuk menempati rumah sendiri haruslah dipendam dan menerima kenyataan bahwa harus dititipkan di RSUD Manokwari. Tentunya, ada banyak suka dan duka bekerja sebagai “anak titipan” meski sebelumnya ada beberapa yang sempat menjalani masa magang dan honor di tempat ini.
Covid-19 memang merubah banyak hal (klik Hal Yang Hilang Dan Yang Tidak Boleh Hilang), termasuk kehadiran RSUD Provinsi Papua Barat yang terkesan lahir premature, namun memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka yang telah menjadi “anak titipan” selama bertahun-tahun. Ini terbukti dari posting-an foto salah seorang perawat angkatan 2008 di akun Facebook-nya yang berinisial MSW yang berbunyi “Bahagia itu ketika kita akan diakui sebagai anak kandung, hanya orang titipan saja yang mengerti” (diikuti emoticon smile). Kalimat itu di-posting tanggal 20 April 2020, jam 20.07 WIT, dimana pada hari itu, mereka untuk pertama kalinya memasuki “Rumah Sendiri” RSUD Provinsi Papua Barat.
Meski lahir premature, namun tidak boleh immature. Launching RSUD Provinsi Papua Barat yang terkesan dadakan dan dipaksakan (mengutip tulisan dr. Victor), namun hal ini tak harus mengurangi semangat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena sebenarnya, Rumah Sakit ini telah didukung oleh SDM. Meski, kedepannya untuk kebutuhan sebuah Rumah Sakit yang akan berkembang besar, SDM yang ada saat ini tentunya masih sangat kurang. Namun, pastinya untuk memberikan pelayanan sebagai Fasilitas Karantina Covid-19 saat ini SDM yang dimiliki tidak boleh diragukan. Mereka adalah tenaga-tenaga yang sudah terampil dan berpengalaman belasan tahun.
Pun demikian, di karenakan tenaga perawat yang ada saat ini masih didominasi oleh lulusan Diploma 3 Keperawatan, melalui tulisan ini, saya mengajak rekan-rekan sejawat khususnya perawat untuk meng-update ilmu ke jenjang yang lebih tinggi. Karena ilmu keperawatan ter-update setiap saat. Dan juga masalah kesehatan yang semakin hari semakin kompleks, sehingga dibutuhkan ilmu pengetahuan dan skill yang selalu ter-update.
Mari bersama, bahu-membahu membenahi rumah kita, rumah yang telah dirindukan dan menjadi harapan banyak orang, RSUD Provinsi Papua Barat. Ke depan, tak ada lagi masyarakat Papua Barat yang tidak tertolong hanya karena tidak dapat menjangkau Rumah Sakit rujukan yang ada di luar wilayah Papua Barat./ -DoVic 100520-
#DinkesPabar #SalamSehat